Jakarta – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo mengatakan bahwa Paskibraka dalam sejarahnya dibentuk sebagai representasi dari perwakilan kaum muda Indonesia yang beragam para calon pasukan pengibar bendera pusaka ini, telah melalui seleksi ketat hingga terpilih yang terbaik dari yang terbaik dan hendaknya mereka yang telah terpilih dapat terus berperan aktif menjadi contoh nyata pengaktualisasian nyata nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam era media sosial dan digital seperti sekarang ini
Benny menyatakan hal tersebut Dalam acara “Pembinaan Ideologi Pancasila dalam Rangka Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional Tahun 2022” yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila pada Minggu (23/07/2022) di Aula Sarbini Taman Bunga Wiladatika Depok, Jawa Barat.
Dalam kesempatan ini, Pakar komunikasi tersebut menyatakan bahwa para pemuda Indonesia yang terpilih sebagai Paskibraka harus dapat menjadikan Pancasila sebagai habituasi dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan negara.
“Hal ini dilakukan karena sekarang masyarakat khususnya kaum muda melihat para Paskibraka sebagai figur yang dibanggakan sekaligus menjadi contoh bagaimana seharusnya kaum muda mengisi masa depannya. Karenanya dipandang perlu, para Paskibraka untuk senantiasa tidak hanya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tetapi juga dengan nyata melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.” tegas Benny.
Benny mengharapkan kaum muda Indonesia yang melihat para rolemodel, mereka bertindak dapat juga mengerti dan melaksanakan nilai nilai yang digali dari adat budaya luhur bangsa ini , sehingga Pancasila dan Indonesia tidak menghilang digerus zaman.
Dalam paparan di agenda yang berlangsung sejak Denin (18/7 /2022) ini, selanjutnya Benny menyampaikan bahwa para Paskibraka adalah spirit persatuan sekaligus keberagaman di indonesia.
“Keberadaan Paskibra yang mewakili para putra dan putri terbaik negeri untuk mengibarkan bendera pusaka ini sekaligus bukti nyata, bahwa pemuda adalah komponen terbaik bangsa untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan melalui Pancasila” tuturnya.
Filosofi 17-08-45 yang diwakilkan dalam Tim pengibar bendera menunjukkan bahwa Paskibraka harus dapat merefleksikan nilai-nilai kemerdekaan.
“Kemerdekaan untuk berprestasi, mengaktualisasikan diri secara positif dan mampu menunjukkan kualitas dan teladan indonesia di mata dunia.” sambung Benny.
Acara yang antara lain menghadirkan Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Bapak Wisnu Bawa Tenaya, Anggota Dewan Pengarah BPIP Bapak Soedhamek Aws serta para Anggota Dewan Pakar BPIP Bapak John Pieris , Bapak Sukidi Mulyadi, Bapak Ermaya Suradinata dan Bapak Darmansyah Jumala ini, Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP ini lebih lanjut mengatakan bahwa dalam era digital, internet dan media sosial memiliki nilai dan bagian luar biasa dalam kehidupan manusia.
“Keberadaannya yang tidak mengenal ruang dan waktu membuat masyarakat tak sadar makin tergantung kepada Internet. Karena hal tersebut terjadi pergeseran nilai dimasyarakat , sekarang masyarakat lebih mementingkan kepopuleran, kuantitas mengenai berapa like, view dan share yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan media sosial yang cenderung mengedepankan sensasi,konten nirfaedah dan berita bohong.” tandas Benny.
Bagi Benny, hal ini sejalan dengan perumpamaan Plato tentang manusia yang masuk gua besar dan meraba raba , kebenaran di era digital ini cenderung mengedepankan persepsi , bukan kesadaran kritis dalam mengolah informasi.
” Saat ini setiap orang bisa menjadi berita dan news , keterbukaan ruang publik di alam digital membuat siapa saja dapat menjadi sumber informasi hingga siapapun yang kreatif , berteknologi tinggi dengan konten yang dapat mempengaruhi masyarakat , dialah yang paling unggul. Hal ini menyebabkan ruang publik direduksi menjadi alat kepentingan , bukan ruang dialektika untuk memajukan masyarakat , ruang publik seharusnya menjadi ruang dialog multi arah bukan sekedar tempat bermonolog para individualis yang tidak menghargai perasaan orang lain dan nilai nilai yang berkembang dalam Masyarakat.” imbuhnya.
Karenanya diharapkan para Paskibraka harus tampil dalam upaya menjadikan ruang milik kita bersama ini kembali menjadi ruang terbuka yang santun tempat kita bisa berbagi nilai nilai kebaikan serta persatuan dan kesatuan yang merupakan jiwa Indonesia.
“Para Paskibraka hendaknya dapat selalu bijaksana dalam bermedia sosial dengan mensaring konten yang kita punya dan dapatkan sebelum membagikan berita tersebut dalam Ruang ruang Publik media sosial. Menjadi manusia yang berakal dan berhati , bukan robot mekanis yang membagikan konten apapun yang mereka dapatkan tanpa meneliti lebih lanjut informasi yang diterima.” tukasnya.
Benny menutup penjelasannya dalam acara yang dihadiri oleh Para Paskibraka tingkat nasional sebanyak 68 orang yang merupakan perwakilan dari 34 Provinsi di Indonesia tersebut dengan menyatakan bahwa “Paskibra harus dapat menjadi penyebar konten positif hingga Keberadaan Paskibra tidak semata mata sebagai pasukan Pengibar Bendera saja. Namun juga bergerak dan bermanfaat nyata sebagai Contoh bagi masyarakat khususnya kaum Muda dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Era digital.”