Jakarta – Rumah Qur’an Asy Syifa yang dipimpin Muhammad Abdul Rozak, eks napi teroris Jamaah Ansharut Daulah (eks napiter Pok JAD) menyatakan dukungannya atas program Deradikalisasi yang dilakukan oleh Polri.
“Rumah Qur’an Asy Syifa menolak adanya gerakan intoleransi, radikalisme dan terorisme di wilayah Indonesia.” ungkap Muhammad Abdul Rozak, Kamis (7/9 /2023).
Menurut M. Abdul Rozak, adanya tindakan radikal maupun intoleransi lebih disebabkan adanya fanatisme berlebihan dan belajar pada guru atau orang yang tidak tepat, sehingga berakibat salah jalan yang ditempuh.
“Karena itu, kita sebelum belajar ilmu agama, harus mencari tahu sebelumnya terkait sejarah atau riwayat dari Ponpes maupun Guru dimana kita akan belajar agar tidak salah arah. Banyak aliran yang berkembang dalam Islam yang ada di Indonesia. Apabila salah guru dan salah belajar, maka akan bisa jadi salah jalan, malah bergabung dengan kelompok-kelompok radikal.” bebernya.
Di Rumah Qur’an Asy Syifa, santri selain belajar ilmu Al Qur’an, juga diajari dengan memberikan kajian-kajian terkait ilmu Islam sehingga diharapkan dapat sesuai dengan Syariat Islam yang tidak bertentangan dengan hukum negara.
“Rumah Qur’an Asy Syifa siap mendukung program-program deradikalisasi yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya Polri.” ungkap dia.
Lebih lanjut, menjelang tahun politik, M. Abdul Rozak juga berharap tidak ada politik identitas yang dapat memecah belah masyarakat.
“Sambut tahun politik dengan damai, jangan ada politik identitas yang jadi pemecah belah.” pungkas dia.