Sumut – Sebagai upaya untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Komisi 2 DPR RI dan Direktorat Sosialisasi dan Komunikasi BPIP menggelar acara pembinaan ideologi Pancasila dengan tema “Membumikan Pancasila Melalui Mata Ajar Pendidikan Pancasila pada Sistem Pendidikan Nasional”. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari 6 hingga 8 November 2023, di tiga lokasi berbeda, yaitu Kisaran, Pematang Siantar, dan Lahat.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 1000 guru-guru tingkat pendidikan dasar dan menengah dari berbagai daerah di Sumatera Utara. Mereka mendapatkan informasi dan kisi-kisi dari BPIP mengenai buku materi dan bahan ajar Pancasila yang disusun oleh para pakar lintas disiplin ilmu dan iman. Tujuan dari pengenalan ini adalah agar guru-guru mendapatkan standar mengenai cara yang efektif untuk meningkatkan pemahaman dan pengalaman peserta didik tentang Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia.
“Jadikan pertemuan hari ini sebagai tuntunan dalam upaya menterjemahkan kebinekaan melalui Pancasila dalam masyarakat. Agar ada informasi lebih lanjut mengenai buku bahan ajar Pancasila sehingga unsur pendidik di Kabupaten Asahan dapat aktual dalam upaya pengajaran dan pembumian Pancasila di Kabupaten Asahan dan lebih jauh di provinsi Sumatera utara dan seluruh Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Supriyanto dalam pembukaan Senin, 6 November 2023, di Gedung Serbaguna Universitas Asahan, Kisaran.
Untuk selanjutnya, Anggota DPR RI dari Komisi 2, Ahmad Doli Kurnia Tanjung menekankan perlunya sosialisasi Pancasila dengan metodologi baru agar efektif dan mampu meraih generasi masa depan. Ia mengatakan bahwa makin banyak masyarakat yang melupakan Pancasila.
“Masyarakat menganggap Pancasila adalah warisan masa lalu yang sudah kuno dan tidak efektif dalam upaya pengembangan masyarakat.” ujarnya.
Ia mengajak untuk kembali dengan metodologi yang lebih modern hingga anak-anak muda dapat mengerti bahwa nilai-nilai kebangsaan melalui Pancasila adalah penting sebagai jawaban dari fenomena-fenomena buruk yang terjadi dalam masyarakat.
“Bangsa ini lahir secara mandiri berkat perjuangan sendiri dan Pancasila adalah jiwa dan dasar dari semangat kemerdekaan tersebut dan karenanya sudah seharusnya Indonesia tetap menjaga dan melestarikan ideologi dan dasar negara tersebut dalam menjaga semangat persatuan dan keindonesiaan,” tutur Ahmad Doli.
Selanjutnya narasumber ketiga, Antonius Benny Susetyo, staf khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP menjelaskan bahwa buku bahan ajar Pancasila yang disusun di Jogja oleh 200 pakar lintas disiplin ilmu dan iman.
“Buku ini menjadi buku awal atau buku sumber kemudian disarikan menjadi dua buku, yaitu buku guru dan buku murid.” tegasnya.
Ia mengatakan bahwa buku sekolah dasar membangun imajinasi peserta didik agar terjadi pembatinan nilai Pancasila. Tujuannya agar anak aktif dalam upaya mengalami manusia, anak yang bertuhan respon dan menjaga dan menghormati sesama dengan contoh-contoh aktual dan dapat mempengaruhi rasa kemanusiaan pada peserta didik.
Lebih lanjut dokter komunikasi politik itu menyatakan bahwa sudah seharusnya Pancasila menjadi sepenuhnya milik peserta didik dengan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, hal ini karena Pancasila mengembangkan rasa ketuhanan, keadilan, persatuan, musyawarah dan keadilan sosial dengan menyadari kenyataan tersebut.
“Dimulai dari para siswa dan tenaga pendidik, kita bisa bersinergi dengan membagi konten konten bermutu dan ber-Pancasila kepada masyarakat hingga masyarakat benar-benar memahami dan mengalami Pancasila. Dalam buku bahan ajar ini akan lebih banyak visualisasi dan konten-konten aktual yang tidak terlalu terpaku pada tulisan dan teori yang diketengahkan.” ungkapnya.
Ia menegaskan paradigma belajar lebih kepada hal-hal praktis tidak lagi tugas-tugas yang kaku, sehingga anak-anak mengerti bahwa mencintai Pancasila berarti anak-anak disiplin, pekerja keras saling menyayangi dan menghormati.
Benny menutup paparannya dengan mengatakan bahwa “Dengan adanya acara pembinaan ideologi Pancasila ini, para guru diharap dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Mereka dapat mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik dengan cara yang dan menyenangkan. Mereka juga dapat menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik dalam berperilaku Pancasila. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya menjadi slogan atau simbol, tetapi menjadi jiwa dan karakter bangsa Indonesia,”
Rangkaian Acara Sosialiasi Pancasila yang dihadiri oleh para guru dan unsur pendidik dari Kisaran, Pematang Siantar dan Langkat ini diakhiri pada Rabu 8 November 2023 di Langkat, Sumatera Utara.