Jakarta – Dalam era digital, sekat-sekat budaya makin terbuka, informasi, budaya dan ideologi tersampaikan dengan cepat dan hampir tanpa filter. Hal ini membuat ruang publik khususnya media sosial menjadi padat dan penuh dengan informasi yang tak jarang membuat para penggunanya khususnya generasi muda tersesat dalam hal-hal yang tidak hanya tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, namun juga dalam perkembangannya dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Dan bahkan menimbulkan kerugian baik secara personal, kelompok bahkan negara.
Karena hal tersebutlah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui Kedeputian Pengendalian dan Evaluasi pada Senin 22 Januari 2023 mengadakan kegiatan Penguatan Duta Pancasila dan Jiwa Kepaskibrakaan. Kegiatan ini menyasar para Purna Paskibraka Duta Pancasila Angkatan 2022 yang diharapkan dapat menjadi duta dan garda terdepan dalam upaya pembumian dan penanaman kembali nilai-nilai Pancasila khususnya kepada generasi muda dalam upaya menghadapi tantangan yang timbul dalam era digital di media sosial seperti sekarang ini.
Dalam Acara yang dihadiri secara luring oleh 80 orang anggota purna Paskibraka Duta Pancasila angkatan 2022, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo yang bertindak sebagai narasumber menyatakan bahwa paskibraka merupakan representasi dari perwakilan kaum muda Indonesia dengan latar belakang yang beragam. Karenanya para Purna Paskibraka Duta Pancasila 2022 yang telah terpilih dari para pemuda terbaik di negara ini hendaknya dapat terus menjadi wajah dan garda terdepan pembumian Pancasila.
Para Purna Paskibraka Duta Pancasila ini diharapkan dapat senantiasa menjadi contoh nyata pengaktualisasian nyata nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam era media sosial dan digital seperti sekarang ini.
Doktor Ilmu Politik itu lebih lanjut menyatakan bahwa dengan teknologi ruang dan waktu menjadi tidak terbatas, IPTEK membuat manusia mudah berinteraksi.
“Semua orang bisa mendapatkan sesuatu, tapi manusia terasing dari realita dan tidak punya daya kritis dan cenderung copy paste. Manusia tidak lagi membaca dan memahami sesuatu secara trending. Mentalitas kita cenderung pada mentalitas penyerobot dan cepat tanpa menghormati waktu, etika dan kesadaran.” tegas Benny.
Sebagai penyandang gelar Purna Paskibraka Duta Pancasila sudah seharusnya anak-anak muda yang hadir dapat mempengaruhi masyarakat dalam menginternalisasi Pancasila dalam tindakan dan perbuatan sehari-hari.
“Para Purna Paskibraka Duta Pancasila harus dapat menjaga keutamaan hidup dengan senantiasa memiliki hati merah putih yang senantiasa menjaga kebersihan jiwa. Menyandang gelar Purna Paskibraka Duta Pancasila berarti menjadi para pemuda terpilih yang mau dan ihklas menjadi pejuang kebenaran dan keadilan sebagai dengan mencintai sesama ciptaan Tuhan sebagai pengejawantahan cinta akan Tuhan yang Merupakan nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.” bebernya.
Dengan mencintai sesama ciptaan Tuhan, Benny mengharapkan para Purna Paskibraka Duta Pancasila tidak akan menjadi pribadi yang reaktif dan provokatif. Para Purnapaskibraka Duta Pancasila diharapakan menjadi pribadi yang tidak hidup dalam sentimen identitas.
“Mencintai sesama, juga berarti kita senantiasa mau untuk berkolaborasi dan bersinergi, untuk bergotong-royong mencari titik temu dan bergotong-royong demi kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.” jelasnya.
Lebih lanjut Staff Khusus dari lembaga yang dipimpin oleh Profesor Yudian Wahyudi itu lebih lanjut menyatakan bahwa Purna Paskibraka Duta Pancasila harus dapat peka menyikapi teknologi dan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan.
“Dengan mampu melakukan lompatan, tidak hanya sebagai pengguna dan pengekor, namun lebih lanjut para Purna Paskibraka Duta Pancasila harus dapat mengubah paradigma masyarakat agar dapat menciptakan teknologi tepat guna yang bermanfaat.” ungkapnya.
Benny menjelaskan, bahwa peran Purna Paskibraka Duta Pancasila tidak hanya sebagai sarana mempemudah kehidupan sehari-hari, namun juga sebagai wadah untuk menjawab tantangan-tantangan yang hidup dan berkembang dalam segala bidang masyarakat.
Benny menutup paparannya dalam acara yang juga dihadiri oleh Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Profesor Ermaya Suradinata yang membahas dengan komperhensif apa dan bagaimana cara menjadi pemimpin dengan menyatakan bahwa “Purna Paskibraka Duta Pancasila dapat menjadi pelopor dalam masyarakat untuk tidak hanya menjadi pengguna namun juga pemilik teknologi, para Purna Paskibraka Duta Pancasila hendaknya selalu mengasah kemampuan untuk menggunakan logos, pathos dan ethos yang mereka miliki untuk membumikan Pancasila secara nyata yang terwujud dalam tercapainya kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.”