Jakarta – Pada tanggal 20 Maret 2024, Forum Curah Pikir Pusat Kajian Pancasila diselenggarakan oleh Kedeputian Pengkajian dan Materi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat penerapan Buku Teks Utama Pancasila yang akan digunakan mulai tahun ajaran baru Juli 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Deputi Pengkajian dan Materi BPIP Surahno, Staff Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo, Anggota Dewan Pengarah BPIP Amin Abdullah, serta para stakeholder terkait buku teks utama Pancasila, seperti tokoh pendidik dan guru PPKn.
Antonius Benny Susetyo, Staff Khusus Dewan Pengarah BPIP, menyoroti pentingnya BPIP untuk terus memperbaharui pendekatan dalam metode pengajaran Pancasila.
“Pentingnya memperbaharui pendekatan dalam metode pengajaran Pancasila, sesuai dengan perkembangan dan perubahan atmosfir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.” ungkap Benny.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Amin Abdullah bahwa BPIP perlu membangun pendekatan yang tidak hanya formal terhadap kementerian dan badan yang bertanggung jawab terhadap penerapan buku teks utama Pancasila.
Benny juga menekankan perlunya BPIP untuk maju dan tidak terjebak dalam kegiatan seremonial yang kurang efektif dalam upaya penerapan buku teks utama Pancasila pada peserta didik. Menghadapi momen tahun ajaran baru yang akan segera dilaksanakan, Benny menyarankan agar BPIP mulai menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait secara efektif.
“Sehingga buku teks utama Pancasila dapat digunakan oleh peserta didik tepat waktu.” tegas dia.
Acara ini dihadiri oleh 50 orang tokoh dan pakar pendidikan yang secara aktif berpartisipasi dalam diskusi dan forum curah pikir. Mereka memberikan kontribusi penting dalam merumuskan langkah-langkah konkret untuk memperkuat pengajaran dan penerapan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk meningkatkan pemahaman dan implementasi Pancasila dalam pendidikan, Forum Curah Pikir Pusat Kajian Pancasila ini diharapkan akan menjadi awal yang baik untuk transformasi positif dalam sistem pendidikan di Indonesia.