Jakarta – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri sekali lagi menarik perhatian publik dengan pernyataan kerasnya ke calon Gubernur Banten Airin Rachmi Diany. Dan sempat menyinggung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal kasus Hasto yang bergulir di KPK.
Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah menilai akhir-akhir ini Megawati seringkali bicara ke publik melalui panggung yang beraneka ragam momentumnya dan ini dapat disimpulkan bahwa sedang galau tingkat tinggi.
“Karena biasanya irit bicara dan jarang tampil di publik tapi sekarang ini rasanya terlalu sering bicara yang seringkali apa yang disampaikan justru menyakiti banyak orang,” kata Mardiansyah, hari ini.
Menurut pria yang akrab disapa Semar ini, juga ada banyak ucapan Megawati yang melukai hati rakyat seperti ketika menyampaikan akan pasang badan untuk Sekjen PDIP Hasto jika benar akan ditangkap.
“Padahal semua orang harus menjunjung tinggi penegakan hukum tanpa terkecuali Megawati sekalipun. Bahkan beliau juga sampaikan akan temui Kapolri terkait kasus yang menjerat Hasto dan ini jelas bentuk intervensi Megawati terhadap penegakan hukum,” sesalnya.
Semar menyakini, karena hal itu Kapolri belum bisa bertemu dengan Megawati, yakni untuk menjaga profesionalitas Polri dalam penegakan hukum dan juga untuk menjaga harkat martabat Polri. Agar tidak dipandang publik sebagai institusi yang dapat diintervensi, lalu tidak hanya Hasto atau kader PDIP lainnya yang terjerat kasus hukum tapi juga ada yang melibatkan keluarga atau kerabat dari Megawati.
“Sehingga semakin membuat beliau marah yang harusnya bersikap lebih bijak sebagai mantan Presiden yang juga anak dari proklamator Bung Karno yang nilai kenegarawanannya. Harusnya sudah tidak diragukan lagi,” ujarnya.
Disebutkannya, kemarahan Megawati terhadap Kapolri hanya karena kepentingan dirinya tidak terakomodir dengan baik oleh Jenderal Sigit karena Kapolri yang sekarang ini tidak dekat dengan Megawati dan tidak nurut.
“Seperti yang kita tahu Megawati seringkali marah karena banyak yang tidak nurut padahal harusnya semua itu harus dilihat secara obyektif buka semua hal ingin diintervensi,” katanya lagi.
Dia juga membandingkan saat Jenderal Tito Karnavian jadi Kapolri juga lompat banyak angkatan dan termasuk yang usia termuda jadi Kapolri. Tapi tidak pernah dikritik Megawati. Apa karena mungkin saja Tito mendekatkan diri dengan Megawati atau mungkin juga nurut apa kata Megawati, sehingga tidak ada sama sekali kritik terhadap Tito jadi publik dapat melihat dan menilai sendiri kalau kemarahan Megawati terhadap Kapolri lebih karena tidak terakomodirnya kepentingannya.
“Sedangkan Jenderal Sigit dalam menjalankan tugasnya sebagai Kapolri berupaya keras untuk selalu menjaga profesionalitas bahkan banyak terobosan positif yang dilakukan oleh beliau sebagai Kapolri. S3perti dibuka ruang yang besar bagi yang disabilitas dan berkebutuhan khusus menjadi anggota Polri yang sebelumnya belum ada,” bebernya.
“Hal lainnya Jenderal Sigit satu-satunya Kapolri yang menyelenggarakan lomba mural dan stand up untuk mengkritik Polri dengan keras. Dan yang paling keras kritiknya di beri hadiah, ini kan sesuatu yang luar biasa dimana jiwa besar dan nilai-nilai kebangsaan Jenderal Sigit tidak perlu diragukan lagi,” pungkasnya.