Jakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia Kritisi tokoh tokoh yang mengerakan mahasiswa dalam menolak pelantikan Presiden adalah sebuah gerakan amoral.
Muhammad Natsir Sahib mengatakan bahwa di negara hukum semua bisa berpendapat.
“Namun harus sesuai hukum dan fakta yang berlaku apabila gerakan dilakukan untuk hal yang bertentangan dengan hukum dan menjual idealisme mahasiswa untuk kepentingan pribadi dan mengatasnamakan keadilan itu tindakan tak bermoral dan sangat kampungan.” ucap Cak Natsir Sahib.
“Sebagai Negara Hukum kita harus komitmen menegakan hukum yang berlaku, jika ada dugaan laporkan dengan penegak hukum negara ini sudah memiliki mekanisme hukum yang lengkap bukan negara suka-suka” tegas Cak Natsir Sahib.
Para akademisi ini selalu mencari sensasi padahal gerakannya adalah gerakan politik yang hanya memanfaatkan mahasiswa sebagai alat untuk menekan dan hal ini menunjukan bahwa mereka adalah orang yang tidak mau bertanggung jawab atas yang mereka lakukan, contoh nyatanya adalah Ubedilah yang diketahui merupakan Kelompok sakit hati karena calon yang didukungnya kalah dalam pilpres tahun 2014 dan 2019. Kebenciannya pada Presiden Jokowi adalah kebencian yang tak mendasar dan hanya sebagai gerakan politik murahan .
Menurut Cak Natsir Sahib, Ubedilah pernah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK namun bukti dan tuduhannya ditolak KPK membuktikan bahwa tuduhannya adalah Fitnah.
“Sebagai salah satu akademisi saya mengikuti gerakan beliau tapi saya harus sampaikan sebagai aktivis gerakan politik beliau ini gerakan yang tidak bermoral dan hanya mengaku ngaku sebagai akademisi tapi tidak jelas kontribusinya dalam bidang akademik. Justru selalu mencari sensasi murahan dan terkesan ngawur.” tegasnya.
” Kita sudah ingatkan sejak awal bahwa jangan bawa gerakan kampus keranah politik praktis apalagi jual mahasiswa untuk kepentingan daya tawar murahan. Bahwa kampus Harus berpolitik kebangsaan bukan politik kepentingan apalagi kepentingan capres yang kalah.” sambungnya.
Ia meyakini sosok ini hanya membawa gerakan politik praktis yang jauh dari semangat kebangsaan dan terafiliasi oleh politik tertentu dan bagian dari Capres yang kalah dan hanya memanfaatkan Mahasiswa untuk kepentingan Birahi Kekuasaan seseorang.
“Maka saya meminta kepada mahasiswa berhati hati dengan akademisi seperti ini.” ujar Cak Natsir Sahib.
Lebih lanjut, Cak Natsir mengajak seluruh masyarakat untuk bersama sama mensukseskan pelaksanaan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang sudah tinggal menghitung hari, proses Transisi Kepemimpinan Nasional ini harus berjalan dengan lancar agar pembangunan nasional juga tetap berjalan melalui Program Nyata Prabowo Gibran.
“Dan saya juga menghimbau kepada teman teman aktivis dan tokoh tokoh politik untuk bersama sama menjaga situasi serta menjaga jalannya pemerintahan Prabowo – Gibran melalui kritik-kritik yang membangun agar progres pembangunan nasional dapat berjalan sesuai cita cita para pendiri bangsa ini.” tutup Cak Natsir Sahib.