Jakarta – Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menyebut insiden bentrok antar pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sampang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang, Madura, Jawa Timur, telah menciderai demokrasi di Indonesia.
“Kejadian penghadangan terhadap Slamet Junaidi – Ahmad Mahfudz (Jimad) yang menewaskan seorang pendukung, bernama Jimmy Sugito Putra telah mencederai demokrasi di Indonesia yang selama ini kita jaga secara khusus di Kabupaten Sampang,” tegas Fernando Emas, hari ini.
Dirinya berharap pihak Kepolisian segera menangkap pihak-pihak yang terlibat dan yang melakukan provokasi sehingga mengakibatkan kejadian tersebut. Dia juga menyarankan agar Polri melakukan upaya deteksi dini agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Lakukan deteksi secara dini mengenai adanya potensi konflik antar pendukung pasangan calon kepala daerah,” ujarnya.
Selain itu, Fernando kembali menyayangkan adanya kejadian tersebut yang seharusnya pendukung masing-masing paslon Kepala Daerah menerima dan menghargai perbedaan pilihan.
“Seharusnya penghadangan pendukung pasangan calon kepala daerah yang ingin melakukan sosialisasi di suatu daerah itu tidak terjadi. Apalagi upaya pengeroyokan dan menghilangkan nyawa orang lain. Seharusnya pendukung masing-masing pasangan calon kepala daerah menerima dan menghargai perbedaan pilihan,” pungkasnya.