JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta NKRI ( DPN GERCIN ) Hendrik Yance Udam meminta kepada para elit politik nasional agar tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan yang membuat semangat terpecah belah dan memperkeruh suasana terkait konflik di Papua.
“Elit politik jangan mengeluarkan statemen yang memperkeruh suasana. Harusnya beri statemen yang bermartabat dan berintelektual sehingga membuat konflik di Papua segera terselesaikan,” tegas Hendrik.
Hal itu mengemuka dalam diskusi publik bertema “Papua Membara ! Ada Apa dengan Papua” di Benhil, Tanah Abang Jakarta Pusat, Jumat (14/12/2018).
Lebih lanjut, Hendrik memberikan kepercayaan kepada aparat hukum untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di tanah Papua. Kata dia, serahkan sepenuhnya kepada aparat hukum secara martabat dan intelektual untuk mencari titik temu dan solusi strategis.
“Semua sepakat Papua sudah masuk dalam NKRI dan Papua adalah NKRI harga mati,” tambah dia.
Hendrik berpesan kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk melakukan pendekatan dengan kelompok bersenjata di Papua dengan cara yang humanis, hindari kekerasan dan senjata karena KKB berlindung dibalik masyarakat sipil. TNI/Polri harus melakukan pendekatan yang humanis, dan berhati-hati menyelesaikan konflik tersebut.
“Saya menduga ada sponsor dari luar negeri dibalik kasus ini, ditambah lagi ini adalah tahun politik. Dugaan itu jelas ada. TNI/Polri harus berhati-hati,” ucap Hendrik.
“Pihak asing sengaja memanaskan isu di Papua. Mengapa disaat pemerintahan kita mengambil alih freeport dan membangun Papua, tapi rakyat kecil dijadikan korban,” kata dia lagi.
Lebih jauh, Hendrik mengecam jika ada elit politik menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan dengan mengorbankan tanah Papua dan NKRI. Kata dia, beri kesempatan Jokowi untuk membangun dan berkarya untuk NKRI tercinta.
“Biarlah Pak Jokowi membangun NKRI. Jelang Pilpres makin memanas, ada pola-pola untuk menggangu situasi keamanan,” pungkasnya.