Makassar – Menjadi perbincangan di media sosial, saat ini Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) telah melebarkan sayapnya ke berbagai wilayah di seantero Republik Indonesia.
Di prakarsai oleh Din Syamsuddin dengan sejumlah tokoh seperti Gatot Nurmayanto mantan Panglima TNI, dan beberapa tokoh lainnya, terindikasi bahwa gerakan KAMI adalah bagian dari rencana kerangka kerja untuk menggalang kekuatan sosial politik dalam rangka kepentingan Pilpres 2024.
Saat ini KAMI juga telah selesai mendeklarasikan dirinya di Kota Makassar, dan kehadiran KAMI di Makassar direspon kontra oleh beberapa lembaga termasuk kelompok GEMA.
Menurut Viktor selaku Jendral Lapangan aksi tersebut mengatakan bahwa KAMI seharusnya tidak perlu ada di Kota Makassar. Karena tanpa KAMI rakyat kota Makassar juga bisa menilai mana yang benar dan mana yang salah.
“Mending KAMI tidak usah membuat gerakan yang berpotensi menciptakan perpecahan, apalagi saat ini sangat berpotensi resisten dengan adanya Pilwalkot Makassar dimana suda meningkat suhu politiknya,” ungkap Viktor, hari ini.
Menurutnya, gerakan GEMA ini di buat untuk mengingatkan kepada kelompok KAMI bahwa tanpa ada KAMI masyarakat Makassar juga bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Ia juga mengajak ke KAMI untuk tidak mengompori rakyat untuk melakukan provokasi melawan negara.
“Mending kita sama-menuntaskan masalah Covid 19 lebih dulu,” ujarnya.
Dia mengakui bahwa kehadiran KAMI menuai pro dan kontra, dan tidak bisa menghitung berapa yang kontra atau yang pro terhadap kehadiran KAMI ini. Tetapi yang pasti bahwa kehadiran KAMI penuh dengan syahwat politik.
Beberapa pihak juga berpendapat, kehadiran KAMI dapat memprovokatori masyarakat yang hari ini sedang berhadap-hadapan dengan masalah Dunia dalam hal Ini Covid 19.
“Jika KAMI betul-betul hadir sebagai gerakan moralitas kebangsaan seharusnya organisasi ini menyuarakan atau mendorong solidaritas nasional untuk keluar dari persoalan Covid 19. Bukan membuat potensi gaduh di tengah-tengah bemcana dunia yang telah kita hadapi bersama saat ini adalah Covid 19,” pungkasnya.