JAKARTA – Kehadiran media sosial seperti facebook, instagram, line, whatsaap membuat lebih mudah mendapatkan informasi ketimbang dari media cetak seperti Koran dan majalah. Namun kemudahan yang diperoleh ternyata membawa dampak yang serius. Media sosial ternyata menjadi tempat yang sumber tumbuhnya Hoax.
Tim Medis Dr. Rohadi menegaskan bahwa hoax merupakan berita bohong yang merugikan orang lain. Hal itu disebabkan informasi tersebut dapat menilai seseorang secara sepihak tanpa mengetahui kebenarannya Sejak Virus corona yang menjangkit Negara china dan sebagian besar Negara-negara didunia termasuk Indonesia.
“Banyak sekali temuan berita mengenai virus tersebut yang ternyata merupakan informasi palsu. Dari sinilah sesungguhnya peran kaum terpelajar Indonesia untuk tidak mudah tergiring oleh opini yang beredar di media sosial. Tidak mudah percaya pada informasi yang sedang diperbincangkan di masyarakat. Sebab kaum terpelajar ini memiliki sikap kritis dalam melihat setiap persoalan yang terjadi di sekelilingnya. Tidak boleh apatis atau menerima apa adanya tanpa menganalisis, menelaah terlebih dahulu setiap berita yang dikonsumsinya,” tegas Dr. Rohadi yang juga sebagai Ketua IDI Kota Mataram, Kamis (25/2/2021).
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban besar kaum terpelajar ini membawa masyarakat menuju perubahan kearah yang lebih baik. Dalam Menjaga kenyamanan masyarakat terkait maraknya hoax virus tersebut ada beberapa hal yang perlu mereka lakukan bukan sebaliknya ikut menyebarkan dan menulis Hoax. Pertama ialah bijak dalam memanfaatkan internet. Gunakanlah internet secukupnya saja. Melihat begaimana media sosial saat ini menjadi ladang subur tumbuhnya hoax, maka untuk mencegah peluang besar kita terpengaruh sebaiknya membatasinya dengan kegiatan yang lebih positif, seperti membaca buku dan sebagainya.
“Kedua adalah membudayakan membaca yang baik dan benar. Agar mendapatkan inti sari dari sebuah berita, kita dituntut teliti memahami keseluruhan teks tersebut. Maka jangan membaca hanya sepenggal tetapi secara utuh mulai dari judul sampai kalimat akhir. Supaya tidak mudah terpedaya oleh judul-judul berita yang isinya bisa jadi merupakan provokasi,” papar dia.
Ketiga, tambah Dr. Rohadi, ialah jangan menyebarluaskan konten hoax. Jangan mudah tergoda untuk membagikan tautan. Bahaya betul jika seorang yang dianggap terpelajar malah ikut-ikutan dalam menyebarluaskan sebuah hoax. Oleh karena itu kawan-kawan kaum terpelajar Indonesia harus benar-benar menjadi filter ditengah-tengah masyarakat. Memberikan informasi yang kredibel bagi masyarakat.
“Menjadi tameng dalam menjegah hoax corona yang mencoba merusak ketertiban masyarakat Indonesia. Disinilah peran kaum terpelajar ini sebagai agen perubahan dan sebagai agen control sosial masyarakat dapat memberikan suasana disiplin, aman, tentram ditengah maraknya hoax corona. Demi membantu mewujudkan Negara Indonesia yang lebih baik lagi,” jelasnya.
“Ayo Masyarakat jangan Mudah termakan Hoax, ini membahayakan,” tandas Ketua BSMI Provinsi NTB.