JAKARTA – Bahaya radikalisme yang masuk di media Internet semakin mengkhawatirkan dan bisa merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan perkembangan ilmu teknologi yang semakin canggih di era digital ini, kelompok radikalisme juga mengubah polanya untuk melakukan perekrutan. Maka itu, generasi milenial Indonesia juga harus membendung masuknya paham radikalisme tersebut dan meminta supaya tidak mudah tergoda.
“Para kelompok radikal sering kali merayu para pemuda yang sedang putus asa lantaran tidak memiliki pekerjaan atau karena ketidakpastian akan masa depan,” kata Tokoh Masyarakat dan Pimpinan Majelis, Dzikir & Ponpes Yatim Nur Hasanah Ustadz Abdul Rahman, 28 Februari 2021 di Cilangkap Jaktim.
Oleh karenanya, Pemerintah agar meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum untuk penyalahgunaan di media internet baik itu media online maupun sosial. Sebab, perkembangan teknologi modern membuat penyebaran paham radikal disebarkan melalui media tersebut.
“Tahapan pengkaderan seseorang untuk mengikuti suatu organisasi radikal dapat dilakukan secara mudah pada saat ini,” katanya.
Dia mengakui bahwa dunia ini sempit info bisa dengan cepat didapat, meskipun itu di Irak dan Suriah. Di kamar bisa diakses Youtube dan mencari doktrin.
“Semua ada di dunia maya. Jangan menganggap ini hal biasa-biasa saja, sebab dimanapun bisa di buka,” tandasnya.