Pertengahan tahun adalah momentum bagi dunia akademis untuk melakukan regenerasi mahasiswanya. Demikian dengan Universitas Indonesia. Dalam rangka menyambut para mahasiswa baru yang kurang lebih berjumlah delapan ribu, Universitas Indonesia memiliki serangkaian acara virtual yang dirangkum dalam kegiatan KAMABA UI (Kegiatan Awal Mahasiswa Baru Universitas Indonesia). KAMABA UI sendiri memiliki tujuan utama besar, yakni menjadi pintu masuk proses habituasi mahasiswa baru dalam kultur akademik kampus dari yang sebelumnya duduk di bangku SMA.
Rangkaian acara ini telah berlangsung sejak 13 Juli 2021 lalu, yang diawali dengan Orientasi Belajar Mahasiswa. Rangkaian KAMABA UI akan berlanjut sampai bulan September 2021, di mana hari puncak dilaksanakan dengan acara wisuda dan penyambutan mahasiswa baru. Secara resmi, KAMABA UI dibuka pada 26 Juli 2021 lalu, yang juga menjadi pembukaan PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru). PKKMB sendiri menjadi salah satu kegiatan yang menjadi gaung rangkaian KAMABA UI.
PKKMB sendiri adalah kegiatan yang langsung dibawahi oleh Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia. PKKMB mengisi slot di KAMABA UI dengan melakukan pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) dan Display UKM. Tema yang diangkat dalam PKKMB UI 2021 ini adalah “Satu Karena Beda”. Tema ini sangat penting, karena salah satu orientasi UI adalah menumbuhkan kesadaran bagi mahasiswa UI — bahwa Indonesia ada karena perbedaan, dan perbedaan adalah ketetapan yang harus dijaga dan dirawat. Dengan kesadaran ini maka akan lahir spirit persatuan dalam perbedaan.
Pembelajaran dalam materi PKKMB UI 2021 menerapkan siklus triangle yang berpijak pada Taksonomi Bloom, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebagai bagian dari proses pembentukan seorang akademisi dan intelektual yang berkarakter UI. Rangkaian acara PKKMB ini dilaksanakan dalam lima hari, yaitu mulai tanggal 26, 27, 28, 29 Juli 2021, dan puncaknya pada tanggal 27 Agustus 2021. Dalam tema yang diangkat PKKMB terdapat subtema yang kemudian diaplikasikan setiap harinya, yaitu Menjangkau, Merajut, dan Merawat. Acara ini merupakan acara yang sangat luar biasa karena menghadirkan banyak sekali pihak, mulai mulai dari tokoh nasional sampai internasional.
Pada hari pertama pelaksanaan PKKMB (26/07/2021), konsep besar yang dibawa adalah “Menjangkau” dengan sub-tema Memahami Jati Diri Bangsa Indonesia (aspek kognitif). Acara dimulai pukul 09.00 WIB, yang dibuka dengan laporan kegiatan PKKMB oleh Prof. Dr. rer. Nat. Abdul Haris (Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UI).
Acara pembukaan selanjutnya yakni sambutan yang disampaikan oleh Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. (Rektor UI). Prof. Ari Kuncoro mengatakan bahwa kampus UI merupakan kampus yang memiliki histori panjang dan luar biasa, serta memiliki mahasiswa yang berasal dari seluruh penjuru negeri. Kampus UI adalah simbol Bhinneka Tunggal Ika yang sangat nyata, miniatur Indonesia. Bersama PKKMB UI 2021 yang merupakan pintu pertama bagi mahasiswa baru, diharapkan bisa menjadi pintu awal dalam mengenal serta mendalami bagaimana Universitas Indonesia adalah kampus yang dapat bersaing secara internasional, namun juga memiliki spirit lokalitas yang dikemas dalam tradisi nusantara.
Sambutan selanjutnya yakni diberikan oleh Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. (Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi). Beliau memberikan selamat datang dan semangat kepada para mahasiswa baru Universitas Indonesia. Bapak Nadiem Makarim juga menjelaskan bagaimana nanti kurikulum Kampus Merdeka diaplikasikan. Kampus Merdeka akan menjamin bagaimana mahasiswa ke depan bisa merdeka semerdeka-merdekanya. Pengantar PKKMB menjadi mata acara selanjutnya, yang disampaikan langsung oleh Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia, Dr. Tito Latif Indra, M.Si.
Sebagaimana tema yang diusung di hari pertama, yakni “Memahami Jati Diri Bangsa Indonesia”, kuliah umum yang berlangsung adalah tentang materi-materi seputar tema tersebut. Materi kuliah umum yang pertama yaitu Sejarah Peradaban dan Genetika Nusantara yang disampaikan oleh Dr. Ali Akbar (Arkeolog dan Dosen Arkeologi UI) dan Prof. Herawati Supolo (Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman). Dr. Ali Akbar menjelaskan bagaimana akar keberagaman masyarakat Indonesia secara arkeologis. Dr. Ali juga menjelaskan bagaimana sejarah peradaban nusantara. Beliau berpesan kepada para mahasiswa tentang tugas mahasiswa yang selalu menghadapi tantangan adalah dan bagaimana bisa menyikapi perkembangan zaman yang terus berubah. Hal ini bisa disikapi dengan terus menjunjung persatuan Indonesia yang akan memakmurkan bangsa dan memberi warna untuk Indonesia. Sementara itu, Prof. Herawati menjelaskan bagaimana genetika bangsa Indonesia secara saintifik. Beliau juga menjelaskan darimana asal manusia Indonesia. Dengan memahami asal-usul ragam genetika masyarakat Indonesia, kita akan memahami jati diri bangsa dan dapat memahami satu sama lain dalam lingkar ke-bhinneka-an.
Materi kuliah umum selanjutnya yakni tentang “Nilai-nilai Luhir Bangsa Indonesia” yang disampaikan oleh Amurwani Dwi L. (Ahli Geneologi), Taufik Rahzen (Budayawan), dan Ahmad Baso (Sejarawan). Ahmad Baso menjelaskan bagaimana karakter bangsa ini adalah warisan yang harus kita syukuri dari nenek moyang kita, yang menjadi satu kesatuan yang digdaya, sakti, gemah ripah loh jinawai, dan baldatun toyyibatun wa robbun ghofur. Inilah komitmen yang harus dibuktikan oleh para mahasiswa di kampus tercinta Universitas Indonesia agar menjadi pegangan bahwa ilmu apapun yang dipelajari di kampus adalah untuk mencapai ke-Indonesia-an dan kenusantaraan.
Taufik Rahzen dalam kuliah umum tersebut menjelaskan bagaimana keragaman dan kekayaan bangsa Indonesia yang terangkum dalam Pancasila ini harus terus dirawat oleh anak-anak muda, khususnya para mahasiswa. Amurwani selaku ahli geneologi menjelaskan tentang rumus autentik Pancasila yang harus disepakati. Mahasiswa harus selalu membaca sejarah, agar bisa menghargai jasa para founding fathers Indonesia yang telah membentuk bangsa Indonesia dengan segala keberagamannya. Mahasiswa harus selalu menjaga persatuan Indonesia dengan sebaik-baiknya, karena bagaimanapun mahasiswa adalah anak-anak muda yang akan menjadi pemimpin di masa depan.
Kuliah umum yang terkahir pada hari pertama PKKMB yakni tentang “Proses Terbentuknya Negara Indonesia”, yang disampaikan oleh Prof. Agus Aris Munandar (Guru Besar FIB UI). Prof. Agus menjelaskan kepada para mahasiswa, data arkeologis mengajarkan bahwa sejak zaman proto-sejarah, nenek moyang kita ini sama yakni Austronesia. Nusantara ini merupakan mozaik etnik sejak masa silam. Mozaik sistem kerajaan dan kesultanan yang saling berinteraksi dengan damai. Dalam masa kolonial Belanda, kerajaan nusantara selalu menentang kekuasaan kolonial namun selalu dapat dipatahkan oleh Belanda dengan sisasat pecah belah. Bangsa Indonesia telah bertekad bersatu dalam sistem kenegaraan yang berdaulat, adil, makmur, dan bergaul dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Tidak hanya menyajikan kuliah umum dengan materi-materi yang bernas, PKKMB UI 2021 juga memberikan hiburan dengan menampilkan penyanyi dan band papan atas, yakni Nowela Elizabeth Auparay dan band legendaris SLANK. Sesi ini adalah sesi talk show sekaligus konser yang dipandu oleh Dr. Ngatawi al-Zastrow (Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia). Nowela adalah penyanyi yang menyimbolkan keragaman Indonesia, karena memiliki kultur yang berbeda yakni Papua dan Batak. Pada panggung tersebut Nowela membawakan lagu berjudul Tatinggal di Papua dan Lagu Apa Danya. Selanjutnya grup band legendaris di Indonesia, yakni SLANK. SLANK membawakan lagu yang berjudul New Normal Cinta dan Uni Religi.
Acara hari pertama PKKMB UI 2021 berakhir pukul 16.00 WIB yang dibarengi dengan assessment virtual. PKKMB UI 2021 berlangsung sangat meriah dan luar biasa, penuh dengan energi persatuan bangsa Indonesia. Memahami Jati Diri Bangsa Indonesia adalah aspek kognitif yang harus dimiliki oleh setiap warga Indonesia. Universitas Indonesia yang menjadi miniatur negara Indonesia, wujud kontribusi yang nyata oleh mahasiswa baru Universitas Indonesia adalah dengan terus merawat spirit ke-Bhinneka-an yang ada di Indonesia. Indonesia adalah “Satu Karena Beda”.