Jakarta – Negara Indonesia yang mendapatkan kepercayaan untuk memegang Presidensi G20 Tahun 2022 menjadi tanggungjawab besar bangsa Indonesia. Bahkan tidak hanya itu kesempatan tersebut harus menjadi tanggungjawab bersama untuk menyukseskannya.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo menyebut momentum tersebut menjadi kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menawarkan alternatif untuk membangun keadaban dunia yaitu tatanan dunia baru.
“Ini kesempatan bagi bangsa ini untuk menawarkan alternatif untuk membangun keadaban dunia yakni tata dunia baru”, ujarnya Jum’at, (4/2/2022).
Menurutnya mengenai tata dunia baru adalah ide Presiden pertama yaitu Ir. Soekarno. Hal itu bisa diwujudkan dengan mengupayakan sistem ekonomi yang berkeadilan antara negara maju dan berkembang.
“Hal ini bisa diwujudkan dengan mengupayakan sistim ekonomi yang berkeadilan”, tegasnya.
Ia menjelaskan salah satu contohnya adalah dengan tata kelola serta mendapatkan akses yang sama dalam kerja sama yang saling berkelanjutan unyuk kemajuan bersama sesuai dengan tema Presidensi G20 yakni “Recover Together, Recover Stronger”.
“Contohnya adalah dalam hal tata kelola dan mendapatkan akses yang sama dalam kerja sama yang saling berkelanjutan untuk menuju kemajuan bersama” terangnya.
Dirinya meyakini Indonesia bisa menjadi pemimpin negara berkembang untuk mewujudkan perubahan tata dunia baru yang berkeadilan dengan memperhatikan teknologi dan ekosistem alam.
“Peranan Indonesia sangat strategi dalam merumuskan alternatif kebijakkan agar tata dunia yang baru ini ada kesimbangan dalam hal teknologi, komunikasi, informasi”, ujarnya.
Selain itu alternatif tersebut merupakan alternatif terciptanya perdamaian sejati yang berkemajuan dan terciptanya kesejahteraan bersama.
Presidensi G20 ini akan diserah terimakan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Roma pada tanggal 30-31 Oktober tahun ini.