Sumsel – Seminar aktualisasi Nilai-nilai Pancasila di lingkungan Karang Taruna pada hari Rabu 16 Maret 2022 yang dibesut oleh Kedeputian Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan merupakan wujud usaha nyata pembumian Pancasila kepada salah satu komponen bangsa yang paling penting yaitu pemuda.
Hal ini disampaikan dalam sambutan Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi, Ibu Rima Agristina.
Narasi Pembuka Seminar, moderator Bapak Andyanto menyatakan “Pemuda pada zaman ini sudah berkembang pesat dan tak sadar meninggalkan kultur. Maka kegiatan seminar ini dipandang sangat diperlukan agar masyarakat khususnya para pemuda.”
Ketua Karang Taruna Kabupaten Ogan Komering Ilir, Maulidin, menambahkan “Pancasila sejak awal merupakan dasar bergerak Karang taruna, sudah seharusnya nilai Pancasila tertanam dalam diri kita secara pribadi maupun organisasi.”
“Karenanya diharapkan peran aktif dari kader karangtaruna untuk tidak hanya memiliki namun menjaga, memelihara dan mengembangkan nilai nilai Pancasila. Ogan Komering Ilir merupakan kabupaten yang majemuk dan dalam kemajemukan itu ditemukan rasa keterikatan yang kuat dalam upaya membuat kesejahteraan dan kebersatuan menjadi lebih baik setiap harinya inilah bukti nyata bahwa nilai Pancasila selalu ada dan selalu menjadi dasar dan panglima dalam setiap gerak. Tidak hanya dalam karangtaruna tetapi juga warga Ogan Komering Ilir secara umum.”, imbuh Maulidin.
Dalam Diskusi yang diselenggarakan di Hotel Cipta, Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan ini, Sekretaris Daerah Bapak H. Husin SPd, MM, MPd, menyatakan bahwa Milenial ditempa dalam era industri dan demokrasi.
” Teknologi berkembang sangat pesat dan banyak pemikiran maupun ideologi yang berkembang menggempur dari segala arah, banyak ujian sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila terlebih dalam waktu-waktu ini. Ujian paling nyata yang kita hadapi adalah Covid 19.”, jelasnya.
” Gangguan-gangguan seperti pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan berkegiatan, dan memaksa kita harus beradaptasi dan berusaha lebih dalam mencapai tujuan. Hal ini tentunya akan semakin berat Jika kita tidak memiliki Pancasila. Karena pada saat inilah nilai-nilai yang kita miliki benar-benar diuji, apakah kita benar-benar memiliki dan melaksanakan Pancasila atau tidak.”, imbuhnya.
Bagi beliau, Covid-19 tidak hanya membawa kerugian dan kesedihan. Namun juga membawa kesadaran bagi kita untuk bersatu dalam membangun nilai kebersamaan dan gotong royong, sebagai bukti nyata bahwa Pancasila adalah perekat bangsa.
“Keberadaan BPIP, diharapkan tidak hanya menyadarkan kita ber-Pancasila tapi juga Fokus dalam upaya membumikan Pancasila dan benar benar menjiwai, serta melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari. Pancasila yang kita miliki hendaknya memiliki satu narasi dalam pengamalan sehingga tidak menjadi kebingungan Interpretasi oleh masyarakat di pusat maupun Daerah.”, tukasnya.
Sementara itu, Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Antonius Benny Susetyo, dalam seminar ini menyatakan bahwa pemuda memiliki modal banyak dalam membumikan Pancasila.
” Para pemuda khususnya Karang Taruna bisa membuat konten secara masif tentang kearifan lokal kita, kita harus bertindak lokal dan berfikir global. Karena budaya daerah yang bernafaskan Pancasila dapat mengubah kemunduran kemunduran yang terjadi akibat perkembangan zaman dan Globalisasi menjadi suatu hal yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, namun juga dapat menjaga Jati diri bangsa.”, jelas Romo Benny.
Kegagalan kita dalam era globalisasi ini menurut Romo Benny karena tidak memiliki budaya literasi yang kritis.
“Kita tidak menyeleksi dan menyaring dengan baik informasi yang kita terima, sehingga masyarakat banyak terjebak pada nilai-nilai kebohongan yang berujung pada perpecahan. Karang Taruna harus memiliki Etos Kerja yang baik, melihat lebih luas kesekitar mengenai potensi potensi kedaerahan, dengan potensi tersebut. Karang Taruna juga harus memiliki logos atau pengetahuan digitalisasi hingga dapat memenuhi Dunia dengan Konten konten bernilai Pancasila. Jangan lupa Karang Taruna juga harus memiliki Pathos yaitu rasa empati dan membaca rasa masyarakat sekitar hingga dapat diketahui dan dilokalisir kebutuhan daerah yang dapat terjawab melalui konten-konten yang akan diciptakan.”, jelasnya.
Potensi-potensi daerah harus dimaksimalkan agar mata masyarakat terbuka mengenai keunggulan daerah, ini yang dapat diolah oleh pemuda khususnya Karang Taruna.
” Karang taruna memiliki jiwa pemenang yang dapat mengubah situasi negatif menjadi positif, dan perubahan hanya dapat terjadi jika Karang taruna sebagai pemimpin masa depan dapat membuka mata selebar lebarnya tidak hanya terhadap potensi, tapi juga segala jenis informasi dari stakeholder, agar potensi dan modal yang kita miliki dapat digunakan dengan baik. Jiwa pemenang merupakan bukti nyata dari pembumian Pancasila dimana Karang taruna harus selalu menjaga persatuan dan kesatuan dan bukan terjebak pada narasi perpecahan.”, imbuhnya.
Romo Benny berpesan untuk menggunakan setiap sisi media sosial untuk mengembangkan potensi.
“Maka anda dapat mengukir sejarah karena karang taruna sebagai pemegang masa depan bangsa harus berpikir global dan bertindak lokal. Perkuat jaringan agar tidak hanya memperlancar distribusi konten dan nilai namun juga sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bagi kita sebagai saudara sebangsa. “, tukasnya.
Dalam akhir paparannya, Romo Benny menyatakan bahwa Karangtaruna6 harus mampu menjadi komunitas pemutus kata yang mampu menyaring dan mengcounter narasi narasi negatif yang mengancam persatuan bangsa hingga marwah pemuda, khususnya Karang taruna sebagai Garda Terdepan dalam menjaga persatuan bangsa dan negara dapat terlaksana.