JAKARTA – Pemuda Moeslim Jayakarta (PMJ) menanggapi sejumlah tokoh yang menolak pemindahanĀ ibu kota baruĀ (IKN) ke Kalimantan Timur termasuk Partai Masyumi.
Partai Masyumi yang digawangi Abdullah Hehamahua cs itu sangat keras menolak, bahkan menjadi inisiator pengguwa menggugat UU IKN tersebut ke MK.
Menurut aktivis PMJ Chaerul, kelompok-kelompok hingga para tokoh yang menolak IKN Nusantara tidak terlalu mengenal Kalimantan, dan besar kemungkinan kurang banyak piknik didalam negeri.
“Mereka ini kurang banyak piknik, jadi tidak mengenal daerah Kalimantan. Mereka gak punya data, kebanyakan beropini, atau jangan-jangan belum move on dari 2019,” tegasnya, hari ini.
Padahal, kata dia, Kalimantan dengan segudang potensi yang dimilikinya, sangat layak menjadi lokasi ibu kota baru dengan luas 743.330 kilometer persegi.
“Sudah jelas lokasinya sangat strategis di tengah Indonesia dan di tengah Asia Pasifik. Ekonomi Kalimantan bisa berpindah dari yang mengeksploitasi sumber daya alam ke ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ekonomi, pariwisata,” katanya.
Sektor pariwisata misalnya, ia menyebut jika Kalimantan beralih dari ekonomi tambang ke ekonomi pariwisata, maka kota-kota yang dilalui sungai-sungai besar bisa seperti Shanghai, Bangkok, Melbourne, atau kota-kota water front city di Eropa.
“Itu adalah ekonomi yang sehat dan sekaligus penghasil devisa. Ekonomi beralih dari merusak alam menjadi merawat alam karena pariwisata menimbulkan kesadaran akan lingkungan,” ujarnya.
Borneo, lanjut dia, adalah kejayaan masa depan Indonesia. Kalimantan potensial untuk industri maritim, industri berbahan baku mineral, hingga industri bahan dari karet.
Bahkan, Kalimantan akan menjadi mesin atau tumpuan baru Indonesia ke depan. “Indonesia akan mengalami lompatan justru dari Kalimantan. Lompatan melalui paradigma pembangunan yang diubah dan diinovasikan melalui data-data,” tukasnya.